(WartaKominfo) – Dalam upaya untuk memetakan sejauh mana suara perbatasan berguna untuk memperkuat identitas nasional, Tim dari Universitas Indonesia melaksanakan penelitian Siaran Perbatasan dan Konstruksi Identitas Nasional di Kabupaten Natuna.
Terkait dengan adanya penelitian tersebut, telah menuai beberapa tanggapan dan harapan dari masyarakat Natuna terhadap peningkatan kualitas siaran yang ada di Kabupaten Natuna khususnya pada siaran Radio Republik Indonesia Ranai.
“Siaran RRI di Natuna ini apakah terjangkau untuk Nasional khusunya Jakarta. Karena kami Masyarakat Natuna juga ingin suara kami didengar. Selain itu, juga masih ada Pulau-Pulau di Natuna ini yang belum terjangkau siaran RRI ini”, ungkap Ibu Siti salah satu pendengar setia RRI Ranai yang tergabung dalam acara KOPI PAGI edisi Rabu (18/07/2018).
Menanggapi hal tersebut, Ketua Tim Penelitian dari Universitas Indonesia Dr. Phil Lily Tjahjandari, M.Hum mengatakan bahwa itu juga merupakan harapan dari penelitian tersebut. Ia berharap siaran perbatasan ini dapat menjadi perhatian bersama seluruh Indonesia.
Terkait dengan jangkauan RRI Ranai ke seluruh Indonesia, Lily mengatakan bahwa siaran Radio Republik Indonesia saat ini sudah dapat didengar dimanapun di seluruh Indonesia melalui Aplikasi RRI Play. Begitu juga dengan siaran RRI Ranai yang dapat didengar dimanapun diseluruh Indonesia.
“Kami dapat mendengarnya melalui Handphone dimanapun dan kapanpun. Dan siaran dari Ranai ini sangat jernih sekali”, ujar Lily.
Pada kesempatan yang sama, Dr. Untung Wiyono yang juga Anggota Tim tersebut mengatakan bahwa acara yang telah disiarkan melalui Radio Republik Indonesia Ranai sudah sangat bervariatif dengan adanya Program 1, Program 2 dan Program 3.
“Jadi Ibu jangan khawatir, suara ibu pasti di dengar di Jakarta”, tambah Untung.
Selain itu, masyarakat Kabupaten Natuna juga berharap dengan kedatangan Tim dari Universitas Indonesia tersebut tidak hanya melakukan sebuah penelitian saja, akan tetapi dapat memberikan perubahan nyata terhadap kekurangan yang terdapat pada siaran perbatasan di Kabupaten Natuna khususnya pada penggunaan Aplikasi RRI Play yang siarannya selalu delay ketika didengar masyarakat.
“Kalau hanya meneliti saja, saya pribadi menganggap hal yang biasa-biasa saja. Kami ingin lebih adanya upaya dongkrak. Kalau ada yang kurang maka harus ditambah. Itu yang kami harapkan dari masyarakat Natuna ini”, dikatakan Sabarudin yang juga tergabung dalam acara KOPI PAGI.
Terkait dengan hal itu, Dr. Lily mengatakan dari penelitian tersebut segala kendala-kendala baik bersifat fisik akan dicatat dan disampaikan langsung kepada pihak terkait yang berupa laporan dari hasil penelitian tersebut.
Di ujung acara, salah satu warga masyarakat Natuna H. Harmain Usman yang juga tergabung dalam acara KOPI PAGI menanyakan tentang rencana penambahan pemancar radio RRI Ranai sebagaimana yang pernah disampaikan oleh Kepala LPP RRI Ranai kepada masyarakat untuk meningkatkan jangkauan siaran RRI Ranai sampai ke Pulau-pulau yang ada di Kabupaten Natuna.
“Saya ingat betul empat bulan lalu Kepala RRI Ranai pernah mengatakan bahwa dalam jangka waktu dua bulan lagi siaran RRI kita sudah On Air seluruh Kabupaten Natuna. Ini sudah empat bulan namun belum tampak, apakah ini hanya angin surga atau janji palsu kata orang-orang”, ujar Harmain.
Ditempat terpisah, Kabid PIKP Diskominfo Kabupaten Natuna H. Wan Suhardi, SE menjelaskan bahwa melalui BP3TI Kementerian Kominfo, telah diusulkan oleh Diskominfo Natuna, penambahan pemancar baru AM dan FM 10 KW. Dan Sekarang pemancar tersebut sudah tiba di Ranai serta saat ini sedang dalam pengerjaan instalasi.
“Insya’allah dalam waktu dekat akan dapat dioperasikan. Ketika 2 pemancar ini dioperasikan, maka dipastikan jangkauan siaran RRI Ranai akan dapat diterima oleh masyarakat Natuna yang tinggal jauh dari ibukota ini”, jelas Wan Suhardi melalui WhatsApp kepada Warta Kominfo.
(Diskominfo/Mardi)