Natuna, Salah satu Sejarah yang melegenda di Kabupaten Natuna yaitu, Batu Kapal merupakan sebongkah batu granit menyerupai sebuah kapal yang sangat besar dan jelas jika kita melihat dari sudut depan yang mirip dengan haluan kapal, batu tersebut terletak di Keluarahan Ranai Kecamatan Bunguran Timur – Natuna.
Batu Kapal merupakan objek yang berdampingan dengan Batu Sindu yang mempunyai legenda tersendiri dan merupakan destination wisata Natuna, Tidak sulit bagi anda untuk mencapai tempat ini, perjalanan bisa di tempuh dalam waktu 10 menit saja dengan berkendara dari pusat kota ranai.
Batu ini di sebut batu kapal karena bentuknya memang seperti kapal besar yang sedang bertengger di pelabuhan. Adapun beberapa cerita yang menceritakan asal usul batu yang besar ini. Salah satunya adalah cerita yang kurang lebih mirip seperti cerita malin kundang di sumatra barat.

Batu kapal ini, konon pada saat dahulu kala adalah sebuah kapal besar yang sarat akan muatan, pemilik kapal ini adalah seorang pemuda yang sombong serta seorang anak yang durhaka kepada orang tuanya. Ketika sang pemuda sudah menjadi orang sukses dan kaya raya, namun sang ibunda masih tetap hidup dalam serba kekurangan. Sang ibunda sudah lama menanti kepulangan anak tercintanya dari kampung seberang, akhirnya berita kepulangan anak sampai di telinga ibunda melalui kabar dari tetangga – tetangga. Sang ibunda mendengar seorang pemuda kaya yang pulang untuk memamerkan harta kekayaannya. Sang ibu pun langsung menuju ketempat dimana kapal berlabuh untuk melihat seorang anak yang lama sudah tak dijumpainya, rindu dalam dada seolah sirna ketika dia melihat putranya sudah menjadi seorang yang sukses.
Ketika itupula ia berlari dan ingin memeluk sang anak. Melihat ada seorang wanita tua renta yang datang dan ingin memeluknya, maka ia pun menepis tangan sang ibunda, bahkan sang pemuda menyangkal bahwa wanita tua renta tersebut bukanlah ibu yang telah melahirkan nya, dengan rasa malu yang teramat sangat untuk mengakui itu adalah ibu kandungnya, namun keangkuhan sang pemuda mengalahkan segalanya. Ia menghardik sang ibu serta mengusirnya dari kapal dengan cara menendangnya. Sontak serta seakan tak percaya, kerinduan bertahun tahun seorang ibu dibalas dengan hardikan dan makian, serta tendangan dari anak kandunganya sendiri. Ketika itu pula rindu berubah menjadi murka, lalu secara spontan sang ibu berdoa agar sang pemuda mendapat bala dari yang maha kuasa. Seketika itu pula doa ibu dijabah oleh tuhan, langit menghitam disertai dengan badai dan gemuruh yang dahsyat. Angin topan mengamuk sehingga menerbangkan apa apa yang ada di sekitaran kapal, gelombang meninggi menghempas kapal sang pemuda hingga terbelah menjadi dua. Sang pemuda karena takutnya berlari ke buritan kapal untuk menyelamatkan diri , namun terlambat. Kapal beserta isi termasuk sang pemuda berubah menjadi batu. Hingga kini masyarakat kabupaten natuna menyebutnya Batu Kapal.
Dulu masyarakat sering menemukan manik – manik dan assesoris – assesoris perhiasan disekitaran kapal, dan juga jika air sedang pasang dan saat gelombang menghantam buritan dibatu kapal itu akan terdengar suara “bu,bu,bu” yang konon adalah suara sang pemuda memohon ampun pada ibunya.
Jauh dari lokasi batu kapal ini terdapat pulau kemudi dan pulau jantai tepatnya di kecamatan bunguran selatan, konon cerita ini adalah kemudi dan rantai kapal yang terpental karena hantaman badai yang dahsyat saat proses kutukan terjadi.
Apapun itu baik nyata maupun hanya cerita, kisah – kisah zaman dulu yang di ceritakan oleh orang tua kita sangat sarat dan makna dan pesan moral untuk membimbing kita menjadi lebih baik. (dodi/sandi/sumardi)
Sumber : google.com dan masyarakat sekitar dilokasi batu kapal.