Saat bicara mengenai komunikasi ada dua hal yang terkait yaitu konten dan infrastruktur. “Tanpa infrastruktur, komunikasi tidak bisa disampaikan. Sedangkan tanpa konten berupa pesan maka komunikasi menjadi hampa.” ungkap Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara pada Seminar Nasional & Call for Paper “Komunikasi untuk Merajut ke-Indonesiaan” di Swiss Bell Hotel Kendari, Rabu (25/01/2017).
Rudiantara menjelaskan bahwa saat ini Indonesia menduduki peringkat ke-4 dari sisi infrastruktur telekomunikasi. “Misi kita pada 2019 kita bisa menjadi nomor 2 setelah Singapura. Oleh karena itu kesenjangan akses infrastruktur telekomunikasi harus diatasi. Melalui Palapa Ring semua Kabupaten/Kota di seluruh Indonesia akan memiliki akses broadband. “jelasnya.
Untuk Kendari sendiri delapan kabupaten nya juga akan dibangun akses internet melalui kabel laut. “Saya minta bantuan para bupati mempermudah urusan perizinan, karena pada kabel laut akan ada landing stage. Selain itu saya minta kepada konsorsium untuk menggunakan kontrakor lokal untuk pembanguannya.” ujar Chief RA.
Menkominfo juga kembali mengajak masyarakat agar bijak dalam menggunakan media sosial. “Saat ini ada distrust dari masyarakat akan koran dan media mainstream. Jadi masyarakat mencari informasi ditempat lain yang diyakini benar seperti media sosial. Terkait berita hoax, perlu ditangani secara komunitas, karena pemblokiran bukan hal akhir. Saya mendorong komunitas untuk membuat kode etika bermedia sosial. Bagi masyarakat sendiri bisa cek berita itu hoax atau tidak mll www.beritahoax.id.
Pada kesempatan yang sama Gubernur Sulawesi Tenggara Nur Alam menambahkan bahwa komunikasi adalah kunci kehidupan dan harus menyerap ideologi bangsa. “Penggunaan media sosial bisa menjadi ancaman. Negara harus hadir untuk menjaga ke-Indonesiaan kita. Kita harus meluruskan komunikasi kita agar Indonesia tetap berdiri tegak.” tambahnya.
Sumber: https://kominfo.go.id/content/detail/9030/komunikasi-untuk-merajut-ke-indonesiaan/0/berita_satker