(WartaKominfo) – Stunting merupakan gangguan pertumbuhan kronis pada anak akibat kekurangan asupan nutrisi atau malnutrisi yang terjadi dalam waktu yang cukup lama. Stunting juga diartikan sebuah masalah kesehatan seorang bayi atau anak dalam pertumbuhan tubuhnya sehingga gagal memiliki tinggi badan yang ideal pada usianya.
Penyebab terjadinya Stunting ini adalah asupan makanan yang dikonsumsi tidak memenuhi kebutuhan nutrisi penting sesuai usia anak, seperti kebutuhan lemak, karbohidrat, dan protein. Sedangkan faktor penyebab lainnya juga dipengaruhi oleh ketidakseimbangan hormon yang dipicu setres, serta riwayat kesehatan anak yang sering terserang infeksi diusia dini.
Kabupaten Natuna merupakan salah satu wilayah yang menjadi sasaran dalam upaya pencegahan Stunting. Di Provinsi Kepulauan Riau, pada tahun 2013 Natuna memiliki 26,4% Anak-anak yang mengalami Stunting. Untuk mengurangi angka persentase anak yang mengalami Stunting harus dilakukan pencegahan sejak dini, dimulai sejak ibu hamil. Hal itu dikatakan Kepala Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DISKPPKB) Kabupaten Natuna Rizal Renaldi.
“Dari sektor kesehatan, kita sudah mulai mengarahkan bagaimana melakukan pencegahan, yang menjadi intervensinya adalah pada 1000 hari pertama pada kehidupan yang dimulai dari saat sang ibu melaporkan kehamilannya. Pada saat itulah si ibu harus banyak makan makanan yang mengandung banyak kalori pada usia kandungan 20 Minggu pertama dan makanan yang banyak mengandung protein pada 20 Minggu berikutnya”. Dijelaskan Rizal Rinaldi dalam acara KOPI PAGI edisi Rabu (07/11/2018).
Selanjutnya ia mengatakan, salah satu upaya pencegahan Stunting juga harus dilakukan imunisasi dasar pada anak menjelang usia 9 bulan dan dipantau pertumbuhannya sampai usia 5 tahun.
Rizal juga menerangkan bahwa anak yang tidak mengalami Stunting adalah anak yang ketika saat dilahirkan memiliki tinggi badan minimal 50 centimeter dan berat minimal 3,2 kilogram.
Jika dilihat dengan kondisi alam di Natuna yang kaya akan ikan dan makanan-makanan yang memiliki protein tinggi lainnya, tentunya anak-anak Natuna tidak akan mengalami Stunting. Namun hal itu tidak sesuai dengan kenyataannya. Untuk menghindari stunting pada anak tidak cukup dengan memberikan asupan makanan yang mengandung protein hewani dari ikan saja, akan tetapi juga diperlukan gizi yang seimbang seperti makanan yang mengandung protein nabati dari jenis sayuran.
Hal itu pula dikatakan oleh Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Kepulauan Riau Medi Heriyanto,SH, juga dalam acara KOPI PAGI tersebut.
“Keseimbangan Gizi dari protein hewani dan protein nabati sangat penting bagi pertumbuhan balita. Kalau tidak terjadi keseimbangan gizi tersebut, pertumbuhan akan mengalami suatu hambatan”, ujar Heriyanto.
Heriyanto juga mengatakan, disamping masalah gizi, Stunting ini juga disebabkan oleh pola asuh anak. Pola asuh anak yang baik dilakukan guna untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan anak.
Dalam kasus Stunting ini, di Indonesia terdapat 8,9 juta anak yang menderita kondisi Stunting, ini berarti 1 dari 3 balita mengalami gangguan. Hal itu berdasarkan hasil riset kesehatan dasar pada tahun 2013 oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, dan Indonesia menduduki peringkat tertinggi penderita kondisi Stunting Di Asia Tenggara dan urutan ke 5 di dunia.
(Diskominfo/Mardi)