You are currently viewing The Kimmers Natuna Diberikan Pelatihan

The Kimmers Natuna Diberikan Pelatihan

5 Desember 2017 menjadi hari yang paling bermakna bagi The KIMMERS atau para Penggiat Kelompok Informasi Masyarakat yang ada di Kabupaten Natuna, khususnya The KIMMERS dari tiga kecamatan diantaranya, Kecamatan Bunguran Timur, Bunguran Timur Laut, dan Bunguran Barat. Pasalnya, janji Dinas Kominfo Kabupaten Natuna untuk memberikan pelatihan dan pembinaan kepada The KIMMERS, terwujud sudah.

Dinas Kominfo Kabupaten Natuna, melalui Bidang Pengelolaan Informasi dan Komunikasi Publik, menggelar kegiatan pembinaan KIM dengan tajuk “Cerdas Berkomunikasi dan Cermat dalam Infomrasi”. Kegiatan tersebut, menghadirkan dua orang narasumber dari Kementerian Kominfo RI, yaitu Sarjono, S.Sn dan Wiaji Cahyaningrum, MM atau yang lebih dikenal Aji Jawa.

Para narasumber ini tentu tidak perlu diragukan lagi kemampuan mereka dibidang pengelolaan informasi, khususnya untuk The KIMMERS. Pasalnya dua nama ini adalah orang yang telah dipercayakan oleh pihak Kementerian Kominfo untuk mengelola dan membina Kemitraan Lembaga Kesejahteraan Sosial Masyarakat. Dan salah satu sasaran tembaknya adalah Kelompok Informasi Masyarakat. Pastilah dua tokoh tersebut piawai dibidangnya, dan bahkan saya menjuluki mereka “Jupen si Motivator Ulung dari Lembah Api Nan Tak Kunjung Padam”.

Memang, ditengah-tengah acara berlangsung terdengar berita tak sedap menyelinap ditelinga The KIMMERS. Kononnya ada yang mengatakan bahwa kegiatan pembinaan KIM yang ditaja oleh Bidang PIKP DISKOMINFO Kabupaten Natuna itu, tidak memenuhi standar, hingga tidak menarik untuk diikuti. Biasalah, Hoakers kan masih ada dimana-mana. Meskipun memerintah tengah berupaya sekuat tenaga memberangus Hoak, namun Hoak tetap saja masih ada dimana-mana.

Bila dilihat dari kemasan awalnya, mungkin terkesan agak sedikit kacau balau. Bermula dari teks sambutan Bupati yang sederhana dan dianggap tidak memenuhi standardisasi protokoler, disambung lagi dengan teknik trouble piranti pemutar instrumen lagu Indonesia Raya yang tiba-tiba ngadat, padahal sudah dipersiapkan sejak pagi, dan berkali-kali dimainkan, berjalan dengan baik. Mungkin itu yang disebut dengan unpredictable accident atau mungkin juga dapat disebut human error, selalu saja terjadi dalam setiap penyelenggaraan sebuah acara. Bukankah dalam acara peringatan hari TNI 5 Oktober lalu, ada dua penyusup wartawan asing yang masuk, meskipun sudah dilakukan sistem pengamanan yang super ketat. Kok bisa ya? Yo iso lah.

Mungkin ada yang tercabik hatinya ketika mendengar kabar itu. Tetapi bagi 40 orang The KIMMERS yang mengikuti acara tersebut, tidak menggubrisnya. Mereka fine-fine saja dan bahkan serius mengikuti kegiatan pelatihan hingga tuntas. Dan hasilnya, izinkan saya menggunakan istilah Mario Teguh, “Super Sekali”.

Sesaat sebelum acara pelatihan dinyatakan selesai, The KIMMERS dari tiga kecamatan itu, bersepakat untuk membuat group WhatsApp dengan nama group, “KIM Natuna”. Tidak lama berselang setelah group Whatsapp itu dibuat, langsung terjadilah silang informasi sahut menyahut antara sesama, saling berbagi informasi yang ada di desa atau kelurahan masing-masing, baik berupa informasi narasi, photo dan juga video. Luar biasa, ternyata mereka bisa.

Ya, Norman Vincent Peale pernah menegaskan kepada semua pembaca bukunya, bahwa “Anda Pasti Bisa bila Anda Pikir Bisa (You Can If You Think You Can)”. Namun sebaliknya bila anda berpikir tidak bisa, maka anda pasti tidak bisa. Jadi teruslah berpikir “Aku Bisa”!

Sesungguhnya memang kita tidak boleh patah dan jatuh terjerembab oleh cacian dan makian dan bahkan hujatan. Karena pujian, sanjungan atau entah apalah namanya, adalah racun yang teramat pahit dan siap membuat kita “Innalillahi wainnailaihi rojiu’n”. Bahkan sebaliknya, cacian, makian dan hujatan itu adalah madu yang sangat manis, guna memacu dan memotivasi semangat kreatifitas kita yang mungkin selama ini terpendam kelam dalam lubuk ide yang tak bertepi. Mungkin selama ini kita merasa tidak pernah punya ide. Andaikanpun kita punya ide, tetapi tidak pernah tersalurkan.

Ya, memang, ide tidak akan pernah datang kepada siapapun bila seseorang itu tidak pernah berpikir kreatif. Jadi teruslah berpikir kreatif hingga pada gilirannya ia akan melahirkan berpuluh-puluh dan bahkan ratusan atau mungkin ribuan ide untuk kita kembangkan menjadi sebuah produk yang yang bernilai.

(Wahyu/Wan Suhardi)