You are currently viewing Natuna Menuju Unesco Global Geopark Dalam Menjaga Kedaulatan Nkri

Natuna Menuju Unesco Global Geopark Dalam Menjaga Kedaulatan Nkri

(wartaKominfo) – Secara konsep geopark adalah kawasan yang memiliki unsur geologi terkemuka, dimana masyarakat setempat juga berperan serta melindungi warisan alam tersebut. UNESCO sendiri memberikan penghargaan khusus bagi beberapa geopark terbaik di seluruh dunia dengan gelar UNESCO Global Geoparks (UGG).

Kepulauan Natuna diusulkan sebagai situs taman bumi (geopark) UNESCO, melalui letter of intent (LOI) yang disampaikan Indonesia kepada organisasi PBB, setelah sebelumnya Natuna diresmikan sebagai taman bumi nasional terbaru di Indonesia pada November 2018.

Pengakuan status Geopark Natuna sebagai UNESCO Global Geopark tidak hanya untuk tujuan pengembangan wilayah, pendayagunaan keragaman geologi, hayati dan budaya serta pemberdayaan masyarakat setempat, namun juga terkait aspek geostrategis dan geopolitis Natuna.

Jumat, 17 September 2021, dalam acara Kancah Opini Pagi Hari (KOPI PAGI) yang merupakan program kerjasama antara Diskominfo Natuna dan RRI Ranai secara khusus membahas tema Natuna Menuju Unesco Global Geopark Dalam Menjaga Kedaulatan NKRI. H.

Kepala Dinas Pariwisata Dan Kebudayaan Kabupaten Natuna, Hardinansyah hadir sebagai narasumber menjelaskan ditetapkannya Natuna sebagai salah satu kawasan Geopark Nasional pada 29 November 2018 lalu.

Ia mengatakan, satu hal yang menjadi dasar penetapan itu karena Geodiversity dimana keanekaragaman bebatuan yang kita miliki dan Natuna memiliki delapan Geosite mulai dari Tanjung Datuk, Goa Kamak, Gunung Ranai, Tanjung Senubing, Pulau Senoa, Batu Kasah, Pulau Akar dan Pulau Setanau di Kecamatan Pulau Tiga.

“itulah keragaman bebatuan yang kita miliki dan berdasarkan penelitian para ahli geologi usia bebatuan yang ada di Natuna ini berkisar 188 sampai dengan 144 juta Tahun yang lalu. Untuk usia yang paling tua adalah Pulau Akar usianya mencapai 188 juta Tahun yang lalu yang berasal dari kerak Samudra, kerak benua dan sungai purba” Jelas Hardiansyah.

Keragaman Biodiversity juga menjadi bagian penting karena kita memiliki keragaman hayati salah satunya hewan endemic asli Natuna yaitu Kekah dan Kodok kecil di Serasan dengan nama latin leptobrachella Serasanae. Selanjutnya juga Culture Diversity keberagaman budaya dari Mendu, Ayam Sudur, Gasing dan sebagainya.

Syarat menuju UNESCO Global Geoparks ini sedang dipersiapkan tentunya dan diharapkan bisa ditetapkan pada 2022 mendatang. Untuk sarana dan prasana tentunya kita harus menyusun Master Plan Geopark, Dossier dan juga Badan Pengelola Geopark dan dukungan masyarakat Natuna tentunya.

Hadir juga Kiky Firdaus sebagai Ketua Harian pengembangan Geopark Natuna dan juga Abdilah Pengelola Geosite Batu Kasah. Diakhir acara, para narasumber berharap peran dari pemangku kepentingan sangat diharapkan dalam menyusun dan mengimplementasikan kebijakan terkait pengembangan pariwisata dalam mendukung kawasan Geopark di Natuna, yang pada akhirnya akan semakin mendorong pembangunan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan bagi masyarakat di Kabupaten Natuna.

(Diskominfo/Dani)