Akibat tingginya inflasi di Natuna, hal ini di sebabkan oleh berbagai faktor, faktor yang benar-benar terlihat adalah kurangnya sarana transportasi penghubung dari pulau ke pulau, sehingga membuat masyarakat kesulitan untuk melakukan jual beli barang antar pulau.
Hal ini di sampaikan Khaidir SE. Kabag Ekonomi Kabupaten Natuna, dalam laporannya mengenai kegiatan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) tahun 2017, dalam rapat koordinasi Tim Pengendalian Inflasi Daerah di ruang rapat kantor Bupati Natuna, Rabu (22/3/2017).
Rapat Koordinasi TPID tersebut, di pimpin dan dibuka langsung oleh Sekda Natuna Wan Siswandi S.sos dan di lanjutkan dengan berbagai agenda rapat, dengan mendengar pendapat dari tim serta dua narasumber, Gusti Raizal Eka Putra Kepala Bank Indonesia perwakilan Bank Riau Kepri dan Herry Andrianto SE. MM, Kepala Biro Andministrasi Setda Provinsi Kepri.
Dalam sambutanya, Wan Siswandi juga memaparkan beberapa faktor lain penyebab inflasi di Natuna, seperti belum terpenuhinya transportasi secara maksimal.
“Contohnya begini, ongkos pesawat saja beda jauh, dari Natuna-Batam satu juta lebih, yang jauh lebih mahal dari ongkos pesawat batam – jakarta yang jarak tempuhnya lebih jauh, nah ini juga termasuk faktor penyebab tingginya inflasi,” terang Wan Siswandi, Rabu (23/3/2017).
Harapan Wan siswandi selaku Sekda Kab Natuna , dengan terpenuhinya sarana dan sarana transportasi yang tengah diupayakan oleh Pemerintah Daerah, diharapkan dapat menekan tingginya inflasi di Natuna.
Dalam rapat Tim Pemgendalian Inflasi Daerah yang dilaksanakan diruang rapat kantor bupati tersebut, Desi Anggraeni perwakilan dari Distribusi BPS juga menerangkan, inflasi juga terjadi pada waktu-waktu tertentu.
“Ada beberapa kategori inflasi, yaitu inflasi ringan, sedang, dan berat, untuk natuna sendiri tingkat inflasinya masih dalam kategori ringan dan terjadi pada masa tertentu,” jelas Desi.
Inflasi yang terjadi dalam waktu – waktu tertentu adalah, saat perayaan keagamaan, dan ketika musim angin. Karena pada waktu tersebut tekadang harga sembako dan barang lainya menjadi naik, di karenakan terbatasnya stok barang.
(Slamet Riyanto/ Wan Gutmi)