(WartaKominfo) – Demam berdarah merupakan sebuah penyakit yang disebabkan oleh virus yang di tularkan oleh nyamuk dan terjadi di daerah tropis dan subtropis. Orang yang terserang virus tersebut untuk kedua kalinya memiliki risiko yang jauh lebih besar terserang penyakit parah.
Demam berdarah atau DBD adalah penyakit yang menular, dan dapat menyerang siapa saja dari semua usia. Pada musim penghujan, kasus DBD mulai muncul disetiap Rumah Sakit seperti halnya yang terjadi di Natuna dalam Enam Bulan terkahir ini. Oleh sebab itu, Sistem imun kekebalan tubuh menjadi kunci utama seseorang terhadap serangan virus ini. Hal itu disampaikan oleh Dokter Spesialis Penyakit Dalam RSUD Natuna dr. Rano Ismail, Sp,PD dalam acara KOPI PAGI edisi Jum’at (21/06).
“Pada kasus DBD ini sudah vulgar kita temukan ketika musim penghujanan tiba. Dia menyerang dari segala usia baik itu dari Anak-anak bahkan Dewasa, dan ini sangat tergantung dari kondisi kekebalan tubuh seseorang tersebut. Sehingga menimbulkan gejala yang cukup pariatif, hanya saja ketika terserang pada kasus-kasus orang dewasa yang sistim imunnya lebih baik dari pada anak-anak, sehingga dalam kasus-kasus yang kami tangani selama ini di RSUD Natuna cukup memberikan hasil yang baik” ungkap dr. Rano.
Dalam kasus DBD atau dengue, dr. Rano juga menjelaskan ada beberapa gejala yang khas yang dapat diketahui apakah seseorang itu sedang mengalami demam berdarah atau demam dengue.
Untuk gejala yang khas pada demam berdarah yaitu terjadi panas tinggi yang sifatnya mendadak, yang juga disertai dengan mual, muntah, nyeri ditulang belakang, dan juga disertai dengan tanda-tanda dalam istilah medisnya plasma dikit yang seakan-akan meskipun pasien ini tidak terjadi pendarahan, tetapi memberikan gejala seperti dehidrasi. Pada kondisi lanjut, gejala yang ditimbulkannya dapat berupa pendarahan seperti di hidung atau di bawah kulit.
“Apabila sudah mengalami demam yang khas dengan tanda demikian, maka kita harus curiga bahwa itu adalah demam berdarah meskipun harus ada diagnostik tambahan dengan melalui laboratoris. Dan pada kasus yang seperti ini, kita sudah harus melaksanakan pemeriksaan rutin” lanjut dr. Rano menjelaskan.
Selain itu, dokter Spesialis Anak dr. Ahmad Kautsar, Sp.A juga menambahkan, kasus DBD yang sudah sampai pada dehidrasi itu merupakan masa yang sudah kritis dan harus ditangani diruang Intensive Care Unit (ICU). Untuk kasus pada anak rentan lebih berat, banyak orang tua yang kurang memahami anak yang mengalami demam berdarah sudah sampai pada dehidrasi. Adapun tanda-tanda yang ditimbulkannya dapat berupa buang air kecil menurun, tangan dan kaki dingin, air mata yang berkurang, bahkan sampai mengalami kejang-kejang.
“Yang perlu diingat adalah fase keritis pada penyakit ini adalah demam pada hari ketiga sampai kelima. Jadi demam pada hari ketiga sampai hari kelima pada pasien DBD akan cendrung mengalami tanda-tanda dehidrasi” ujar dr. Ahmad Kautsar, Sp.A pada kesempatan yang sama. (Diskominfo/Mardi).